Paguron Beladiri Al-Ukhuwwah
Agama merupakan sebuah konsekwensi dalam hidup kita yang mesti kita jaga kesuciannya dan keorisinilan ajarannya, dalam setiap penyebaran agama baik itu penjagaan keorisinilan ataupun penyebaran secara harfiah dibutuhkan seorang yang lihai dalam penyebaran tersebut, baik itu dalam segi keagamaan, kemasyarakatan, maupun dalam membela dirinya dari serangan orang-orng yang akan menghadangnya dalam menyebarkan syiar Islam.
Begitu pula seperti yang telah kita ketahui, bahwa pada masa penyebaran Islam pada zaman Nabi dan para keluarganya ditemukan begitu banyak pertempuran yang terjadi antara Kaum Muslimin dengan Kaum Kafirin yang hendak menghadang para Rasulullah dan pengikutnya dalam menyebarkan agama Islam ke penjuru Dunia. Tentu saja perlawanan yang diberikan oleh Rasul dan pengikutnya bukan tanpa persiapan melainkan melalui latihan yang sangat intens. Terbukti pada zaman Rasul kita Muhammad SAW tercatat banyak sekali peperangan yang dimenangkan oleh kubu Rasul dan pengikutnya. Belum lagi bela diri yang telah diajarakn oleh Nabi seperti beladiri gulat, bermain pedang, panahan termasuk beladiri dengan do'a yang menjadi senjata andalan orang Mu'min seperti yang telah di sabdakan oleh Nabi Muhammad SAW
الدعاء سلاح المؤمنين
Artinya: Do'a adalah senjatanya orang Mu'min
Dengan begitu kita dapat menarik kesimpulan bahwa bela diri pada awal mulanya merupakan perpaduan antara gerak fisik dan do'a sebagai washilah kita dalam mendekatkan diri kepada Allah 'Azza wa Jalla karena semua makhluq yang telah diciptakan Allah berada dalam lindungan-Nya. beladiri digunakan untuk membekali para penyebar Islam (da'i) dalam menyebarkan Islam dan membantu menjaga dirinya dari serangan lawan yang akan membinasakannya. Dalam sejarah Islam pun disebutkan bahwa Nabi Muhammad pernah bergulat dengan seorang musuh yang bernama Ukasah dan pergulatan yang sengit itu dimenangkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Bukti lain adalah lahirnya seni bela diri yang dikembangkan oleh Hyang Budha Gautama, yakni Sorinji Kempo, ia menamakan demikian karena mendapatkan saat beliau bertapa dan bersemedi di candi Sorinji, yang sekarang dinamakan karate sebagai titik akhir perkembangannya.
Namun pada zaman sekarang ini telah banyak seni beladiri yang menjadi tidak sesuai dengan apa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW, banyak para jago beladiri yang malah menjadikan beladiri sebagai ajang untuk pamer diri lebih parah lagi digunakan untuk menyakiti sesama saudaranya. Itulah yang terjadi saat suatu tindakan tidak didasari pengetahuan tentang ke-Tuhan-an, sebenarnya tidak hanya beladiri saja melainkan segala tindakan, jika kita melakukan sesuatu bukan atas nama Allah, maka tindakan itu tidak akan mendapatkan barokah dari Allah SWT.
0 komentar:
Posting Komentar